engkau anggap apa aku ini?
engkau pulang dan pergi semaumu sendiri.
engkau anggap apa kami ini?
engkau meminta kami memahamimu, tapi kami tak pernah merasa engkau pahami.
memangnya engkau siapa?
tak mau disakiti dan ingin dimengerti, namun ucapanmu senantiasa menyakiti kami.
sekali lagi, memang siapakah engkau?
"pengeran katon" yang tak pernah berbuat salah, sehingga seberapapun menyakitkan ucapanmu, engkau tak pernah merasa salah.
tahukah engkau bahwa kami manusia biasa?
sama sepertimu yang juga punya rasa sakit hati dan ingin dimengerti.
tahukah engkau bahwa kita sama-sama manusia biasa?
maka jika engkau ingin dihargai, kamipun juga ingin dihargai, sama.
seberapa tinggi engkau merasa dirimu hebat, sehingga engkau tak pernah berucap "maaf" ?
seberapa muliakah engkau hingga engkau berhak, semaumu, menyakiti hati orang lain dg berdalih "mengingatkan dan berdakwah?"
engkau merasa dipojokkan dan dianiaya, didholimi dan disiksa batinnya ketika orang lain tidak mau menuruti apa kemauanmu. apa engkau pernah berpikir, seberapa sering engkau memojokkan kami atas kemauanmu?
berkali2 engkau mengucapkan bahwa semua orang disekitarmu g mau mengalah, "saena'e dewe", pengen menang sendiri. lalu kau sebut apa dirimu yang suka memaksakan kehendak itu?
engkau menghardik kami karena kami tidak bisa membuat semua menjadi lebih baik.
tapi saat kami mencoba berpendapat memberi solusi, engkau spontan berkata bahwa kami tak tahu apa2 dan tak bisa bantu apa2, "kebo nusu gudel" engkau lontarkan sebagai ganjaran atas kelancangan kami berpendapat itu.
engkau pulang dan pergi semaumu sendiri, tak peduli apapun.
tak peduli seberapa kuatirnya kami terhadapmu.
tak peduli perasaan kami kala itu.
tak peduli berapa liter air mata yang kami keluarkan untukmu.
tak peduli.
engkau tetap pergi saat engkau ingin pergi.
dan engkau kembali saat engkau ingin kembali.
dan perasaan kami engkau permainkan.
maka, kini, jangan salahkan kami jika kami sudah tidak peduli padamu.
engkau mau pergi? silahkan.
berapa lama engkau mau berada diluar sana? kami tak peduli.
engkau ingin kembali? silahkan.
engkau sendiri yang membuat kami kejam tak berperasaan seperti ini. engkau sendiri.
aku ditanya, apakah aku tidak jengkel padamu atas semua sikapmu itu.
sangat jengkel.
namun ku rasa tak ada gunanya aku menunjukkan rasa jengkel ini.
"amoh2 o wi tetep al-qur'an", tak pantas jika aku harus membalas menyakiti hatimu.
aku tahu engkau sudah renta. tak dapat diajak berpikir yang ideal, "seharusnya bagaimana".
aku tetap akan berusaha menuruti apapun maumu, tanpa berkomentar apapun.
namun maaf, aku tak dapat memaksa orang lain untuk menurutimu, maaf.
kini saya mohon padamu, diamlah saja engkau, tak usah berkomentar apapun atas semua keadaan ini, tak usah menyalahkan siapapun atas semua yang terjadi ini, maka mereka lama-lama akan iba padamu.
cobalah mulai berpikir, bahwa "mungkin ini salahku", "mungkin ucapan2ku terlalu menyakiti hati mereka", "mungkin tuduhanku itu tidak seharusnya terlontar demikian", "mungkin akulah yang terlalu ber-su'udzon pada mereka"., dll
seandainya engkau bisa membaca pikiran orang lain, bacalah pikiran dan harapanku ini.
aku tak bernyali utnuk menyampaikan ini padamu melalui lisanku, saat perasaan paling benar, tak pernah bersalah, yang kecil tidak lebih bisa dari yang tua, tak pantas yang kecil ikut mengatur (memberi solusi) pada yang tua masih duduk manis bersemayam dalam hati dan pikiranmu.
maafkan aku jika tak sepenuh hati menyayangimu, tapi percayalah bahwa aku sepenuh hati menjaga dan menguatkan diriku agar tak sampai menyakiti hatimu.
seseorang pastilah tidak akan diuji diluar batas kemampuannya.
tidak ada sesuatupun yang terjadi di muka bumi ini yang sia-sia.
YASSIR LANAA UMUURONAA, UMUURODDUNYA WAL-AKHIROH.
Kamis, 07 November 2013
Kamis, 04 Juli 2013
perjuangan yang indah
Buku ini, buku yang ku kisahkan akan perjuangan, tentang seseorang yang berarti bagi saya.
Buku ini, adalah buku
cerita, yang mengisahkan sebuah kenyataan yang realistis dan benar adanya.
Dan buku ini adalah buku
pemahaman mengenai makna kata ARSITEKTUR menurut saya.
“ku terlanjur
mencintainya, ku tak bisa berpaling darinya, ku tak mau mencoba yang kedua
kalinya, karena ku yakin ini jalan yang terbaik dariNya” –oh arsitektur-
ARSITEKTUR
Kekaguman akan timbul
ketika seseorang merasakan keindahannya,
Kebahagiaan akan timbul
ketika seseorang merasakan kenyamannya,
Kepedihan akan timbul
ketika seseorang tak turut merasakan di dalamnya.
Tapi bahkan,
Haru dan tangis akan
muncul ketika seseorang menikmatinya.
Itulah Arsitektur, yang
bila dilihat akan timbul decak kagum yang melihat, yang bila dipandang akan
timbul senyum bahagia yang memandang, yang bila dirasakan akan timbul kepuasan
yang merasakan, dan yang bila dibuka akan membuat haru bahkan tangis orang yang
membuka.
Ya, bagiku arsitektur
adalah kado, kado yang kelak kan ku berikan pada seseorang yang sangat berarti
bagi saya, kado yang kelak kan ku persembahkan pada seseorang yang selama ini
berjuang untuk saya, kado yang ku limpahkan sebagai wujud terima kasihku selama
ini. Yang dengan kado ini kelak ku kan melihat senyum kecil itu terpancar dari
bibirmu, yang dengan kado ini kelak kan mampu membawa nama besarmu, dan ketika
itu kau hadir, seraya berkata, “Nak, aku bangga padamu.”
Itulah satu motivasi
terbesarku tuk bertahan di satu langkah maju, menuju harapan baru bersama
ARSITEKTUR.
Ibu, perjuanganmu telah
tercapai, ketika dulu kau pernah membisikkan secuil harapan tuk menguliahkan
anak-anakmu. Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat tuk membesarkan kelima
anakmu seorang diri.
Dan sungguh, entah
bahagia apa yang kau dapat kelak ketika salah seorang dari mereka bersorak
gembira dengan kesuksesan yang didapat, dan ARSITEKTUR sebagai kado terhebat.
Ya, menurut saya,
arsitektur adalah bingkisan, yang kelak kan ku perlihatkan pada ibu tentang kesuksesan
yang kubuat.
Arsitektur adalah
sarana, media penyampai rasa terima kasihku
selama ini.
Dan Arsitektur adalah
sebuah cahaya di masa mendatang.
Sampai sekarang ku
teringat harapan itu, bisikan lembut tentang sebuah cita yang tulus, tersimpan dibenak terdalam. Harapan yang
menurut saya sungguh mulia, dan harapan itu kini terbang dengan cahaya
kenyataan, yang mungkin ini adalah buah perjuangan yang selama ini kau lakukan.
Entah setegar apa
dirimu, ketika seseorang disampingmu, kala dulu meninggalkanmu,
Entah sekuat apa dirimu,
ketika tanggung jawab itu berpindah ke tanganmu,
Entah sehebat apa
dirimu, hingga sepuluh tahun itu, bukan menjadi hal yang sulit untuk bertahan
mencapai mimpimu, menguliahkan semua buah hatimu.
Mungkin, kalau ditanya
siapa orang yang paling berjasa di hidupku, siapa orang yang menjadi teladanku,
atau siapa orang yang menjadi motivasiku, tentu ibu lah jawabanku.
Karena beliaulah yang
mengantarkanku sampai sekarang, menuju impian gerbang suatu kenyataan masa
mendatang, di ARSITEKTUR,
Ya, ku ingin meneruskan
mimpinya, ku tak ingin berhenti berjuang, karena ku tahu perjuangan yangku
lakukan selama ini tidaklah sebandang dengan perjuangan yang sudah beliau
lakukan, hingga detik ini.
Dan ku yakin, kau tak
kan terus berhenti berjuang walau hanya menjajakkan sebuah jajan emas penggerak
kehidupan (baca:jajan), karena dengan ini kami hidup dan terus berjuang.
Ya, hanya dengan
ARSITEKTUR ini, kelak kan sebuah pencerahan mengenai masa depan yang lebih baik
itu, akan muncul perlahan.
Kelak hidup yang semula
dibawah ini, kan berputar, berbalik 1800 menuju puncak kehidupan
sebagai jiwa yag bermanfaat bagi sekitar.
Dan kelak kado yang
teristimewa ini kan kupersembahkan sebagai wujud penantian sebuah kata
“kebanggaan” yang harus ku tunggu hingga waktu yang ditentukan.
Dan wujud yang ingin ku
perlihatkan kelak, itu adalah masjid, masjid yang kuharap sebuah kebahagiaan,
kepuasaan, tangis, haru, bahkan sebuah kebanggaan terlontar dari relung seorang
ibu yang mulia.
Masjid yang menjadi
bukti, tentang sebuah perjalanan hidup, perjuangan dan penggapaian yang
sempurna.
Besar harapanku, ku
mampu mewujudkan itu semua.
-Amiin-
“Bersyukurlah selagi kau
bisa, bersyukurlah akan segala keadaan yang kau terima, karena kita tak tahu,
rencana Tuhan kedepan terlukis dimana, yang diinginkan oleh Tuhan hanya sebuah perjuangan, karena tak ada kata
sukses sebelum orang itu memperjuangkan.
-ARSITEKTUR-
“make the story tobe
history”
Dedicated to my mother
–Laily Zulfa-
Rabu, 03 Juli 2013
jangan berhenti mencintaiku
hari kian bergulir
semakin dekat dirimu dihatiku
meskipun tak terucapkan
ku merasakan dalamnya cintamu
jangan berhenti mencintaiku
meski mentari berhenti bersinar
jangan beruah sedikitpun
didalam cintamu kutemukan bahagia
jalan mungkin berliku
tak akan lelah bila disampingmu
semakin ku mengenalmu
jelas terlihat pintu masa depan
jangan berhenti mencintaiku
meski mentari berhenti bersinar
jangan berubah sedikitpun
didalam cintamu kutemukan bahagia
semoga tiada berhenti
bersemi selamanya
jangan berhenti mencintaiku
meski mentari berhenti bersinar
jangan berubah sedikitpun
Sabtu, 30 Maret 2013
aby wa ummy
Roudlotul jannah, 17 november 2011
“Andai Engkau
Tahu Apa Yang Ku Harap”
Apakah engkau masih bisa tersenyum saat kini
engkau merasa tidak dibutuhkan oleh orang dsekitarmu, dan memikirkannya membuat
hatimu tidak tenang. Jika masih bisa, aku bangga padamu, karena engkau benar2
menunjukkan ketegaranmu, apalagi jika engkau tetap bertahan disitu sampai
engkau benar2 bisa merasa berarti disitu, maka sungguh aku teramat bangga pdamu
karena engkau begitu tangguh.
Apakah engkau masih bisa tersenyum saat kini
hatimu sudah lelah menghadapinya yang tak pernah mengerti perasaanmu? Jika
masih bisa, aku salut kepada ketegaran jiwa lembutmu yang bisa bertahan dg
semua ini, apalagi jika hatimu tetap lembut dan tak bosan untuk bersabar, maka
sungguh aku teramat salut padamu karena engkau begitu tangguh atas takdir
kelmbutan padamu.
Emak, andai engkau bisa mendengar bisikan, suara,
dan jeritan hatiku tiap saat, maka mungkin engkau akan tau betapa aku teramat
sayang padamu, atas air susumu yang telah menjadikan q seperti ini, atas
tauladanmu kepadaq, atas air mata sayangmu padaq ditengah malam2mu, atas cerita
dan belaian mu, atas dekapan hangat nan menentramkan, atas ketangguhanmu menghidupi
q, menghidupi kami, atas kesabaranmu menghadapi bapakq, atas semua yang tak
sanggup aku sebutkan karena begitu banyaknya hal2 yang mengharuskan ku
berterima kasih banyak padamu. Jika engkau ingin mendengar harapku, maka tolong
dengarkan hatiku tanpa merasa cemburu atau merasa sedih, dengarkan dengan
kelembutan dan keteduhan hati engkau. Tolong tetaplah bersabar terhadap bapakq,
tolong mengerti dan maklumilah sifat dan karakternya itu, bukalah lagi pintu
kelembutanmu padanya, tolong bantu membuatnya merasa berarti dan dibutuhkan
olehmu, tolong buat ia merasa engkau sungguh membutuhkannya. Walau mungkin
kenyataanya engkau memang tidak membuthknnya, walau mungkin jika ia berada
didekatmu hanya akn menambah sakit dan beban hatimu, walau mungkin kehadirannya
membuatmu sesak karena memikirkannya. Lakukanlah demi aq mak... Aku tau, andai
engkau bukan seorang istri yang sabar maka pasti engkau akan berkata bahwa
engkau sangat amat menyesal telah menikah dg bapakq. Aku tau, andai engkau
bukan ibu yang pandai bersyukur, pastilah engkau tidak akan bisa tetap
tersenyum pada anak2mu dan berkata pada mereka bahwa engkau sangat bahagia
mempunyai anak seperti kami, bahwa engkau amat bangga melihat kami. Maka engkau
adalah emak terhebat dalam hidupku, suri tauladan nyata yang sering kuciumi
tanganmu, berharap agar aku dapat menirumu, berharap aku dapat mewarisi
ketegaran dan ketangguhanmu. Hati egoisku berharap agar engkau masih mau
bersabar menghadapi bapakq, tapi hati kecilku tersiksa melihat engkau terus
bersabar akan perlakuan2 bapakq. Ah entalah mak..., aku bingung. Namun yang
pasti q sangaaat menyayangimu.
Bapak, seandainya engkau tau aku sungguh
menyayangimu secara tulus. Aku adalh anak perempuanmu yang sebagian besar genku
terbentuk darimu, maka aku tau apa yang engkau rasakan, aku tau apa yang engkau
mau, bahkan aku memaklumi, sangat memaklumi atas persepsi2mu yang banyak orang
memicingkan mata saat mendengarnya. Aku menyayangimu, sangat menyayangimu walau
kata mereka engkau tidak pernah memberi apa2 padaq, kasih sayangmu pamrih, dan
tidak patut aku sayangi. Aku sngguh menyayangimu tanpa aku tau mengapa aku bisa
menyayangimu, hati kecilku tetap bisa memaklumimu disaat mereka membencimu,
disaat hatiku juga berontak akan sikapmu yang kurang benar. Hatiku sakit saat mereka
menghinamu, saat mereka menyudutkanmu didepanku, anak perempuanmu. Apakah
engkau tau pak? Apakah engkau tau betapa hatiku menyayangimu, walau memang aku tidak
lebih berpihak padamu ats logikaku yang mengatakan bahwa engkau memang salah.
Aku ingin mendekat padamu, merengkuhmu, berada disampingmu untk menemani hatimu
yg sering sedih dan merasa tersisih itu. Aku ingin mengatakn padamu bahwa
hatiku sangat membutuhkanmu, maka jangan tinggalkan kami lagi demi aku yang
masih membutuhkanmu. Jika engkau ingin mendengar harapanku padamu, maka dengarkanlah
bisik hatiku tanpa merasa cemburu ataupun terhina, dengarkan dg hati engkau
yang paling sejuk. tolong jagakan hati emakq, sayangi jiwa perempuannya atas
takdir kelemahan dan kelembutannya itu, lindungi kekurangan2nya sebagai wanita
atas kelebihanmu sebagai pria, sekali saja tolong hapuskan air matanya yg
sering jatuh ditengah malam2nya, temani keterjagaannya di malm2nya, hibur dan
dekaplah ia dg penuh kasih sayang seperti apa yang emak berikan padaq, pada
kami. Jika engkau ingin dihormati dan disegani emakq layaknya seorang suami
yang digambarkan oleh nabi qt, maka sayangi dan hargai pula emakq sebagaimana
nabi qt memperlakukannya pada sayyidati khodijah. Hati egoisku berharap agar
engkau mau terus bersabar tetap bersama kami, dalam keadaan apapun. Namun hati
kecilku teriris sakit jika melihatmu begini terus, merasa tidak berguna dan
memang tidak dipergunakan, berusaha tetap tersenyum walau keadaan seperti ini
adalh sungguh menyiksa batinmu. Ah entahlah pak..., aku bingung. Namun yang
jelas ak sungguh menyayangimu.
Lantas? Apa yang harus ku lakukan???
atas kebingunganku yang tak berpenghujung solusi.
apakah aku hanya bisa menangis kala mengingat engkau berdua, kala mengingat batinmu yang sama2 sedang tidak tenang dan tersiksa?
aku tau aku harus melangkah, tapi kemana? Bagaimana? Dengan apa? Langkah yang seperti apa? Sampai akhirnya kebingunganku itu menemui jalan buntu yang membuatku tak bisa melangkah.
aku kini tetap berdiri, bersama air mata yg tak bisa ku bendung ini, bersama kebingungan yang masih dan terus bergelayut dipikiranku ini, bersama doa yang terus terpanjat berharap terbukanya jalan didepanku.
aku pasrah..
aku masih menunggu jalan didepanku terbuka, dengan doa dan tangis yang mengiringi, karena mungkin hanya itu yang bisa kulakukan saat ini.
semoga jalan itu terbuka sebelm semua terlambat. Sebelum semua yang ku takutkan terjadi.
semoga...
amin...
atas kebingunganku yang tak berpenghujung solusi.
apakah aku hanya bisa menangis kala mengingat engkau berdua, kala mengingat batinmu yang sama2 sedang tidak tenang dan tersiksa?
aku tau aku harus melangkah, tapi kemana? Bagaimana? Dengan apa? Langkah yang seperti apa? Sampai akhirnya kebingunganku itu menemui jalan buntu yang membuatku tak bisa melangkah.
aku kini tetap berdiri, bersama air mata yg tak bisa ku bendung ini, bersama kebingungan yang masih dan terus bergelayut dipikiranku ini, bersama doa yang terus terpanjat berharap terbukanya jalan didepanku.
aku pasrah..
aku masih menunggu jalan didepanku terbuka, dengan doa dan tangis yang mengiringi, karena mungkin hanya itu yang bisa kulakukan saat ini.
semoga jalan itu terbuka sebelm semua terlambat. Sebelum semua yang ku takutkan terjadi.
semoga...
amin...
فوضت امرى الي الله ما شاء الله لاحول ولا قوة
الا بالله العلى العظيم
امين
Anakmu yang tak pernah bisa dibanggakan
Siti Nafa’ati.
begitu jauh lebih baik
Engkau mulai tak menghiraukan keberadaanku
Kau sibuk mencari solusi dari apa yg memberatkan pikiranmu
Engkau sibuk merenungi pemecahan apa yg menyesakkan dadamu
Engkau sibuk dg dirimu sendiri
Ketika ku coba mendekat dan bertanya, engkau tersenyum
Dan engkaupun mengajakku bercanda tawa lagi
Namun aku tau betul, didalam sana engkau sedang gunda,
engkau sedang ditimpa suatu kebingungan
Aku tau engkau bersandiwara
Aku tau garis besar permasalahnmu
Tapi aku tak tau apa yang engkau mau, ada berapa banyak tembok
dan jalan yg merisaukanmu atas masalah itu
Aku tak tahu..
Apakah engkau menginginkan saya diam saja melihat hatimu
menjerit dihimpit seperti itu?
Apakah engkau tak melihatku menangis, bersedih, mencoba
mengerti apa yg harus ku lakukan?
engkau meminta aku selalu terbuka padamu
engkau menangis sedih ketika melihatku sedih memikirkan
sesuatu seorang diri
dan akhirnya aku mau berbagi walau itu sungguh pahit rasanya
bagiku
seandainya aku diijinkan berkata, maka akan ku katakan
padamu
aku disini, disampingmu
menunggu engkau mau memalingkan wajahmu padaku dan
mengungkapkan isi hatimu
aku disini, didekatmu
tak akan bahagia melihat senyum palsumu itu
begitu tak berharganyakah diriku?
Menyayangimu, menjerumuskanmu kelembah hitam
Menemanimu, namun tak dapat menenangkanmu
Mendengarkan ceritamu, namun tak dapat memecahkan masalahmu
dan
engkau berbisik
dengan bisikan yang sejatinya telah memberiku ketenangan dan kekaguman tiada tara
“ maaf daku belum siap cerita padamu, namun daku sudah terus curhat kepada Gusti Alloh koq ;) “
robbi...
ternyata bukanlah ia menyimpan keluh kesahnya seorang diri
bukanlah maksudnya untuk mengacuhkanku
namun ia mendatangi ketenangan yang tak ada lagi ketenangan mengunggulinya
ketenangan mengingat dan dekat dengan-Mu ya robb...
lindungilah ia, beriah ketenangan dan solusi untuknya
dan berikanku kekuatan untuk tetap tersenyum untuk membantu menyemangatinya
amiin..
:)
dan
engkau berbisik
dengan bisikan yang sejatinya telah memberiku ketenangan dan kekaguman tiada tara
“ maaf daku belum siap cerita padamu, namun daku sudah terus curhat kepada Gusti Alloh koq ;) “
robbi...
ternyata bukanlah ia menyimpan keluh kesahnya seorang diri
bukanlah maksudnya untuk mengacuhkanku
namun ia mendatangi ketenangan yang tak ada lagi ketenangan mengunggulinya
ketenangan mengingat dan dekat dengan-Mu ya robb...
lindungilah ia, beriah ketenangan dan solusi untuknya
dan berikanku kekuatan untuk tetap tersenyum untuk membantu menyemangatinya
amiin..
:)
melu TSK, semoga bisa membawa kebaikan :)
ketua umum itu ibarat ayah.
menjadi tulang punggung dalam keluarga
menjadi contoh dalam keluarganya
yang mencintai keluarganya lebih dari mencintai dirinya sendiri
yang rela mengorbankan apapun demi keluarga yang dicintainya itu
yang paaling mengerti kondisi keluarga yang dicintainya itu
yang berjuang agar anak2nya pun jua mencintai keluarga itu
maka,
mencalonkan diri menjadi ketua umum seyogyanya :
- siap menyayangi sepenuuuh hati
- siap berkorban banyak
- siap menjadi contoh
- siap sakit hati
- siap "didholimi" oleh anak2nya
- siap dikritik
- dan banyak lagi yg perlu disiapkan
dan karena benar apa kata hati saya bahwa dk sofi ini seharusnya berhak
dan berani menjadi caketum, maka saya yakin dk sofi sudah siap akan
semua kemungkinan2 yang akan terjadi didepan sana. saya sama sekali
tidak meragukan ketajaman analisis dk sofi.
so, izinkanlah saya menerjemahkan feeling saya (tentang keikut sertaan dk sofi sbgy caketum, beberapa bulan yang lalu)
sofi itu....
lembut tapi tegas
ramah dan terbuka
berwibawa tapi tak malu turun ke bawah
santai namun gerakannya telah menjuntai kemana2
kritis dalam analisis
tanggap dan sigap
dan insyaAlloh (semoga, amiin) rela berkorban untuk CSS MoRA ITS
Shofi : berdedikasi untuk mengabdi.
siip ;)
Kamis, 21 Maret 2013
diamkah yg engkau inginkan sebenarnya?
sepertinya aku pernah berada di posisi itu.
salah dan disalahkan.
g enak, bener2 g enak.
ketika mereka hanya menyalahkan dan menuntut kretifitas serta inisiatif untuk bertanya.
ketika semua gerak gerik yg ku lakukan selalu dianggap salah.
lalu apakah begini juga yg dirasakan adek2Q pengurus CSS MoRA ITS 2012-2013?
padahal aku sudah berusaha mengiringi ucapanku dg perbuatanku, memberi contoh dan pelajaran dg melihat tahun2 sebelumnya, aku mau mendatangi mereka untuk memberi tahu (tak menunggu didatangi), aku mau membantu persiapan acara kalian, aku mau datang ke acara kalian hanya sekedar membahagiakan kalian (sperti dulu saya sangat bahagia jika mas/mbak mau meluangkan waktunya untuk menghadiri undangan acara saya) walau mungkin kalian luput mengundangku. aku hanya ingin kalian tau bahwa aku menyayangi kalian dan CSS MoRA ITS.
aku ingin tuli dari kabar2 buruk ttg kalian. kabar bahwa kalian tidak mengundang dg baik para wisudawan saat syuwis kemaren (hanya sms). kabar bahwa publikasi acara seringkali ndandak, dan terkesan 'pokoe jalan'. kabar bahwa ada BPH yg mengatakan tak mau mengorbankan akademik hanya karena CSS. kabar bahwa kalian tidak mengganti uang CSS ketika uang itu dijambret, malah dimasukkan pengeluaran dg nama 'musibah'. kabar bahwa rapat dikasih konsumsi. kabar bahwa DPK yg mengingatkan malah akhirnya dijauhi dan tidak disapa. kabar bahwa kepengurusan akan minta uang kepengurusan tahun depan. kabar bahwa..
ah, sesak rasanya aku memikirkannya.
rekan sekum yg sangat kritis dan cinta pun ternyata sudah mati rasa.
hm...
kayae emang begitu lebih tenang.
pengen niru..
tp g bisa.. :(
masih bercucuran airmata ini saat memikirkan mereka. saat menerima kenyataan bahwa semua saran, kontribusi, bantuan langsung, sindiran dan semua apa yg ku berika selama hampir setahun ini ternyata sia2. sesak dadaku saat sudah tidak tau lagi harus seperti apa. memberi saran dan mengingatkan hanya akan menyisakan sakit hati pada mereka, tanpa ada perubahan ke arah yg lebih baik. dan aku sama sekali tak ingin membuat kalian sakit hati dek.. :(
lalu kalian minta apa???
diamkah yg engkau inginkan sebenarnya?
salah dan disalahkan.
g enak, bener2 g enak.
ketika mereka hanya menyalahkan dan menuntut kretifitas serta inisiatif untuk bertanya.
ketika semua gerak gerik yg ku lakukan selalu dianggap salah.
lalu apakah begini juga yg dirasakan adek2Q pengurus CSS MoRA ITS 2012-2013?
padahal aku sudah berusaha mengiringi ucapanku dg perbuatanku, memberi contoh dan pelajaran dg melihat tahun2 sebelumnya, aku mau mendatangi mereka untuk memberi tahu (tak menunggu didatangi), aku mau membantu persiapan acara kalian, aku mau datang ke acara kalian hanya sekedar membahagiakan kalian (sperti dulu saya sangat bahagia jika mas/mbak mau meluangkan waktunya untuk menghadiri undangan acara saya) walau mungkin kalian luput mengundangku. aku hanya ingin kalian tau bahwa aku menyayangi kalian dan CSS MoRA ITS.
aku ingin tuli dari kabar2 buruk ttg kalian. kabar bahwa kalian tidak mengundang dg baik para wisudawan saat syuwis kemaren (hanya sms). kabar bahwa publikasi acara seringkali ndandak, dan terkesan 'pokoe jalan'. kabar bahwa ada BPH yg mengatakan tak mau mengorbankan akademik hanya karena CSS. kabar bahwa kalian tidak mengganti uang CSS ketika uang itu dijambret, malah dimasukkan pengeluaran dg nama 'musibah'. kabar bahwa rapat dikasih konsumsi. kabar bahwa DPK yg mengingatkan malah akhirnya dijauhi dan tidak disapa. kabar bahwa kepengurusan akan minta uang kepengurusan tahun depan. kabar bahwa..
ah, sesak rasanya aku memikirkannya.
rekan sekum yg sangat kritis dan cinta pun ternyata sudah mati rasa.
hm...
kayae emang begitu lebih tenang.
pengen niru..
tp g bisa.. :(
masih bercucuran airmata ini saat memikirkan mereka. saat menerima kenyataan bahwa semua saran, kontribusi, bantuan langsung, sindiran dan semua apa yg ku berika selama hampir setahun ini ternyata sia2. sesak dadaku saat sudah tidak tau lagi harus seperti apa. memberi saran dan mengingatkan hanya akan menyisakan sakit hati pada mereka, tanpa ada perubahan ke arah yg lebih baik. dan aku sama sekali tak ingin membuat kalian sakit hati dek.. :(
lalu kalian minta apa???
diamkah yg engkau inginkan sebenarnya?
Langganan:
Komentar (Atom)
