Kamis, 07 November 2013

who are you?

engkau anggap apa aku ini?
engkau pulang dan pergi semaumu sendiri.
engkau anggap apa kami ini?
engkau meminta kami memahamimu, tapi kami tak pernah merasa engkau pahami.
memangnya engkau siapa?
tak mau disakiti dan ingin dimengerti, namun ucapanmu senantiasa menyakiti kami.
sekali lagi, memang siapakah engkau?
"pengeran katon" yang tak pernah berbuat salah, sehingga seberapapun menyakitkan ucapanmu, engkau tak pernah merasa salah.
tahukah engkau bahwa kami manusia biasa?
sama sepertimu yang juga punya rasa sakit hati dan ingin dimengerti.
tahukah engkau bahwa kita sama-sama manusia biasa?
maka jika engkau ingin dihargai, kamipun juga ingin dihargai, sama.
seberapa tinggi engkau merasa dirimu hebat, sehingga engkau tak pernah berucap "maaf" ?
seberapa muliakah engkau hingga engkau berhak, semaumu, menyakiti hati orang lain dg berdalih "mengingatkan dan berdakwah?"
engkau merasa dipojokkan dan dianiaya, didholimi dan disiksa batinnya ketika orang lain tidak mau menuruti apa kemauanmu. apa engkau pernah berpikir, seberapa sering engkau memojokkan kami atas kemauanmu?
berkali2 engkau mengucapkan bahwa semua orang disekitarmu g mau mengalah, "saena'e dewe", pengen menang sendiri. lalu kau sebut apa dirimu yang suka memaksakan kehendak itu?
engkau menghardik kami karena kami tidak bisa membuat semua menjadi lebih baik.
tapi saat kami mencoba berpendapat memberi solusi, engkau spontan berkata bahwa kami tak tahu apa2 dan tak bisa bantu apa2, "kebo nusu gudel" engkau lontarkan sebagai ganjaran atas kelancangan kami berpendapat itu.
engkau pulang dan pergi semaumu sendiri, tak peduli apapun.
tak peduli seberapa kuatirnya kami terhadapmu.
tak peduli perasaan kami kala itu.
tak peduli berapa liter air mata yang kami keluarkan untukmu.
tak peduli.
engkau tetap pergi saat engkau ingin pergi.
dan engkau kembali saat engkau ingin kembali.
dan perasaan kami engkau permainkan.
maka, kini, jangan salahkan kami jika kami sudah tidak peduli padamu.
engkau mau pergi? silahkan.
berapa lama engkau mau berada diluar sana? kami tak peduli.
engkau ingin kembali? silahkan.
engkau sendiri yang membuat kami kejam tak berperasaan seperti ini. engkau sendiri.

aku ditanya, apakah aku tidak jengkel padamu atas semua sikapmu itu.
sangat jengkel.
namun ku rasa tak ada gunanya aku menunjukkan rasa jengkel ini.
"amoh2 o wi tetep al-qur'an", tak pantas jika aku harus membalas menyakiti hatimu.
aku tahu engkau sudah renta. tak dapat diajak berpikir yang ideal, "seharusnya bagaimana".
aku tetap akan berusaha menuruti apapun maumu, tanpa berkomentar apapun.
namun maaf, aku tak dapat memaksa orang lain untuk menurutimu, maaf.
kini saya mohon padamu, diamlah saja engkau, tak usah berkomentar apapun atas semua keadaan ini, tak usah menyalahkan siapapun atas semua yang terjadi ini, maka mereka lama-lama akan iba padamu.
cobalah mulai berpikir, bahwa "mungkin ini salahku", "mungkin ucapan2ku terlalu menyakiti hati mereka", "mungkin tuduhanku itu tidak seharusnya terlontar demikian", "mungkin akulah yang terlalu ber-su'udzon pada mereka"., dll

seandainya engkau bisa membaca pikiran orang lain, bacalah pikiran dan harapanku ini.
aku tak bernyali utnuk menyampaikan ini padamu melalui lisanku, saat perasaan paling benar, tak pernah bersalah, yang kecil tidak lebih bisa dari yang tua, tak pantas yang kecil ikut mengatur (memberi solusi) pada yang tua masih duduk manis bersemayam dalam hati dan pikiranmu.
maafkan aku jika tak sepenuh hati menyayangimu, tapi percayalah bahwa aku sepenuh hati menjaga dan menguatkan diriku agar tak sampai menyakiti hatimu.

seseorang pastilah tidak akan diuji diluar batas kemampuannya.
tidak ada sesuatupun yang terjadi di muka bumi ini yang sia-sia.

YASSIR LANAA UMUURONAA, UMUURODDUNYA WAL-AKHIROH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar